Its Me...!

My photo
Depok, Jawa Barat, Indonesia
Cool, Calm and Confident

Wednesday 7 September 2011

Bersyukurlah







Bersyukur Part 1
              Bersyukurlah bahwa kita tidak memiliki segala sesuatu yang kita inginkan,
karena jika sudah memiliki semuanya, apalagi yang kita inginkan?

.Bersyukurlah jika kita tidak mengetahui banyak hal,
karena itu kesempatan untuk terus belajar dan menggali ilmu dan kebesaran-Nya..
.
Bersyukurlah untuk segala keterbatasan yang kita miliki,
karena itu memberikan peluang untuk terus mengembangkan diri..
.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan yang kita hadapi,
karena itu memperkuat mental serta membangun karakter seorang juara sejati..
.
Dan bersyukurlah.. karena itulah kunci kebahagiaan sesungguhnya…
.
.
Dalam pemikiran sederhana saya, kehidupan yang kita jalani di dunia ini sesungguhya adalah pergantian antara saat untuk bersyukur dan saat untuk bersabar. Karena kehidupan manusia itu kan seperti roda yang berputar, terkadang berada di atas (kaya raya, terkenal, popular, banyak teman, juara lomba ini itu, jabatan tinggi, harta berlimpah, memiliki kekuasaan, dst) dan juga harus diingat bahwa suatu saat nanti roda itu akan berputar ke bawah dan kita harus siap untuk menerima apapun kemungkinan buruk yang akan terjadi (kemiskinan, kekalahan, fitnah, hilangnya jabatan dan kekuasaan, dst). Dan yang dimaksud dengan pergantian antara bersyukur dan bersabar itu ya saat kita mendapat nikmat dan kesenangan, disitulah waktunya kita bersyukur, dan di saat kita menerima ujian dan cobaan, di situlah waktunya untuk bersabar.
.
Tapi menariknya, kalau kata “bersabar” ini diturunkan dan diperlebar lagi pengertiannya, sebenarnya sabar saat menerima segala ujian dan cobaan itu kan ya nama lain dari bersyukur. Mengapa kita harus tetap bersyukur bahkan di saat diberikan ujian dan cobaan?
.
Pertama, karena ilmu manusia itu terbatas. Maksudnya, saat kita diberikan cobaan dan ujian, kita melihatnya sebagai hal yang buruk, padahal belum tentu seperti itu dan mungkin saja akan ada hikmah dan manfaat dari hal tersebut. Penglihatan manusia hanya sebatas ilmu yang mereka miliki, tidak lebih. Sementara yang namanya ilmu pengetahuan ini kan seluas langit dan bumi, bahkan lebih. Jadi mungkin saja dalam pandangan manusia cobaan yang diterimanya itu buruk, padahal menurut pandangan Allah SWT itulah yang terbaik, dan begitu juga sebaliknya. Dan Dia-lah yang paling mengetahui keadaan hamba-hambaNya. Hal ini bukan hanya pemikiran saya pribadi, tapi nyata telah dijelaskan oleh Allah SWT yang berfirman dalam Al-Qur’an:
.
“..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
.
Jadi misalkan saat kita menerima cobaan tidak lulus ujian masuk di universitas yang kita inginkan, kita kesal dan dongkol setengah mati karena merasa sudah habis-habisan belajar dan mempersiapkan diri supaya diterima di Universitas tersebut. dan pada akhirnya gagal. Padahal kita tidak tahu bahwa mungkin saja Tuhan punya rencana lain. Dia tidak menempatkan kita di Universitas A tapi ditempatkan di Universitas B, dan pada akhirnya justru kita sangat bersinar dan cemerlang disana. Mutiara akan tetap menjadi mutiara dimanapun dia berada.
.
Hal ini pernah saya alami. Dulu sewaktu kelulusan dari SMA Insan Cendekia, target saya adalah kuliah di luar negeri dan dengan mendapat beasiswa penuh. Ini satu paket yang ga bisa ditawar-tawar lagi karena pertama, kuliah di luar negeri akan memberikan suatu wawasan yang berbeda dan mendapatkan lingkungan dan teman-teman yang baru. Yang kedua, beasiswa penuh karena tidak ingin menyusahkan orang tua lagi. Saya ingin hidup mandiri dan tidak minta uang lagi, meskipun mungkin orang tua saya akan memberikan jika saya memintanya. But, I just don’t want.
.
Waktu itu saya sangat ingin kuliah di Nanyang Technology University (NTU) di Singapore (Universitas ternama yang selalu masuk daftar 100 Universitas terbaik versi “QS World University Rangkings”). Tes masuk ke universitas itu memang tidak mudah dan saya mempersiapkan diri untuk menghadapi tes tersebut. Singkatnya, hasil dari tes seleksi NTU menyatakan saya tidak lolos (kata lainnya G-A-G-A-L). Perasaan kecewa, pasti. Seakan dunia runtuh! (www.lebay.com). Tapi kemudian saya berpikir bahwa mengalami kegagalan itu biasa, tapi meratapi kegagalan itu yang ga bener.
.
Akhirnya saya bangkit lagi karena masih ada satu kesempatan lagi untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa, yaitu di University of Technology Petronas (UTP), Malaysia. Masuk sini pun testnya tidak mudah, waktu tahun saya ada sekitar 1,200 applicants yang mendaftar. Persiapan yang lebih baik dilakukan untuk mengikuti test ini dan singkatnya Alhamdulillah saya diterima menjadi salah satu dari 7 orang yang mendapat beasiswa dari Petronas untuk kuliah disana. Meskipun UTP ini bukan pilihan pertama saya, tapi saya meyakini bahwa inilah tempat terbaik yang telah diberikan Tuhan untuk saya, dan tentu saja, saya menerimanya dengan ikhlas.
.
Poin yang ingin saya ceritakan di atas adalah, pada awalnya saya sangat kecewa dan sedih karena niat untuk kuliah di NTU kandas. Tapi pada akhirnya, sewaktu saya lulus dari UTP tahun lalu, saya sangat sangat sangat bersyukur dikasih kesempatan untuk kuliah disana dan banyak sekali manfaat yang saya dapatkan, dan saya berpikir, mungkin semua kesempatan dan kenikmatan yang saya dapatkan di UTP tidak akan saya peroleh kalau saja dulu saya kuliah di NTU. Saya betul-betul bersyukur dengan skenario yang telah ditentukan Allah SWT terhadap diri saya.
.
Cerita lengkapnya mengenai hal ini pernah saya tulis di blog saya sebelumnya. Silahkan untuk klik di sini..http://muhammadassad.multiply.com/journal/item/14/Terharu.._Email_Balasan_Seorang_Guru.._
.
Ada cerita lain tentang seorang wanita yang akan pergi jalan-jalan ke Eropa. Pada hari H, dia bangun kesiangan dan saat sampai di airport, counter check in sudah ditutup dan pesawat sudah akan berangkat. Dia lalu mendatangi petugas imigrasi dan marah-marah, namun apa mau dikata, pesawat telah menjadi bubur, maksudnya sudah akan terbang mengudara. Wanita itu ya jelas marah karena dia merasa rugi sudah membayar tiket yang cukup mahal dan puluhan juta berarti hilang begitu saja. Dia pulang ke rumah dengan perasaan kesal setengah mati. Lalu, beberapa jam kemudian dia mendapati di berita bahwa pesawat yang seharusnya dia tumpangi tersebut jatuh di lautan! Seketika juga dia bersujud dan bersyukur karena telatnya dia bangun dari tidur dan tidak ikut dalam pesawat tersebut. Mungkin akan lain ceritanya kalo wanita ini tidak telat bangun dan akhirnya ikut ke dalam pesawat naas tersebut.
.
Selanjutnya, hal kedua tentang bersyukur saat menghadapi cobaan adalah karena dimana-mana yang namanya ujian itu kan adalah media untuk kenaikan tingkat. Di sekolah atau universitas, pasti tiap semester ada yang namanya ujian kenaikan kelas, ujian semester, try out, UAN, atau apapun lah namanya, yang pasti tujuannya sama: menjadi media  untuk naik kelas atau naik ke semester berikutnya. Kalau ga ada ujian ya jangan harap mau naik kelas! Nah sama, adanya cobaan dan ujian yang kita hadapi dalam hidup ini, itulah yang akan menaikkan tingkatan kita di dalam kehidupan. Jadi, sudah sepantasnya kita untuk selalu bersyukur baik di kala senang maupun susah.
.
Terkadang kita merasa bahwa kita-lah orang yang paling berat cobaannya di muka bumi ini. Tapi kita lupa, bahwa ternyata jauuuuhhh lebih banyak orang-orang yang memiliki kehidupan yang tidak seberuntung kita. Contoh mudahnya ya lihat sekeliling kita aja, masih sangat banyak sekali fakir miskin di negara kita ini, anak-anak jalanan yang tidak terurus, orang-orang tua yang tidak memiliki tempat tinggal, dan masih banyak contoh lainnya. Sebenarnya ya ga usah jauh-jauh, contoh paling mudahnya lihat diri kita saja yang alhamdulillah masih memiliki anggota badan lengkap tanpa cacat! full set body complete:)
.
Dalam konteks ini Rasulullah bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang rendah nikmat Allah SWT yang dilimpahkan kepada kalian” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
.
Jadi, saat kita masih mampu berjalan secara normal dengan dua kaki, bersyukurlah karena banyak orang yang berjalan harus memakai bantuan tongkat.
Saat kita berjalan harus menggunakan tongkat, bersyukurlah karena ternyata cukup banyak orang yang tidak memiliki kaki untuk membuatnya berjalan
Saat kita tidak memiliki kaki, bersyukurlah karena banyak orang lain yang tidak memiliki kaki, tangan, dan beberapa anggota badan lainnya secara utuh.
Saat kita tidak memiliki kaki, tangan dan beberapa anggota badan lainnya secara utuh, tetap bersyukurlah karena masih ada orang lain yang lumpuh.
Bahkan di saat kita lumpuh dan sudah tidak bisa bergerak sedikitpun, bersyukurlah karena kita masih diizinkan hidup oleh Tuhan..
.
Dan saya pun sangat mensyukuri kehidupan yang dijalani sekarang ini karena memiliki orang-orang terbaik dalam hidup ini (keluarga, para guru dan mentor, sahabat, teman-teman, dst). Saya bersyukur atas semua karunia dan kenikmatan yang telah Allah SWT berikan dan membuat saya seperti sekarang ini, dan di sisi lain juga bersyukur atas semua cobaan dan ujian yang diberikan-Nya, meskipun terkadang terasa berat untuk menjalaninya. Tapi bukankah Dia Yang Maha Berkuasa telah menyampaikan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah [2] : 286) bahwa Dia tidak akan memberikan cobaan dan ujian yang melebihi kemampuan kita? Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa.. So, nikmati saja segala warna warni perjalanan hidup kita ini dengan penuh syukur.. :)
.
Bersyukur part 2
Secara sederhana, bersyukur memiliki pengertian pengakuan terhadap segala anugerah dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT dan memanfaatkan segala anugerah dan kenikmatan tersebut untuk kebaikan yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Inilah hakikat bersyukur yang implementasinya bisa dalam berbagai bentuk.
.
Sebagai contoh, orang yang diberikan nikmat berupa kekayaan harta yang berlebih, tanda syukur yang harus dilakukannya adalah dengan mempergunakan kekayaannya untuk membantu fakir miskin, anak-anak jalanan, kakek dan nenek yang terlantar di panti jompo, dst. Lain lagi hal nya dengan orang yang diberikan kenikmatan berupa jabatan dan memiliki poweruntuk melakukan suatu kebijakan, misalkan seorang gubernur, menteri atau presiden. Tanda syukur yang harus dilakukan ya dengan cara melaksanakan amanat yang diemban sebaik-baiknya dan membuat keputusan-keputusan yang bermaslahat bagi masyarakat banyak dan bisa mengangkat kesejahteraan rakyatnya.
.
Contoh lain, seorang dokter yang memiliki ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan juga harus bersyukur dengan cara memaksimalkan ilmu yang dimiliki untuk menyembuhkan orang lain yang sakit. Atau mungkin mahasiswa/i pintar yang diberikan otak yang encer, cara bersyukur yang bisa dilakukan dengan cara membantu teman-temannya yang agak susah nangkep pelajaran. Tapi ya asal jangan keterusan membantu kapanpun, dimanapun dan dalam situasi apapun. Dari mulai ngerjain PR sampe ngerjain ujian dibantu terusssss! Ya meskipun saya jujur pernah nyontek juga si hehehe..
.
Di luar itu semua, sebetulnya contoh yang paling sederhana dalam bersyukur ada di diri kita.  Allah memberikan kita jiwa dan raga yang sangat sempurna dan serba teratur. Anggota tubuh kita yang terlihat dari mulai kepala sampe kaki, semuanya sangat luar biasa, baik secara bentuk maupun susunannya. Tunggu dulu, itu belum termasuk organ tubuh yang berada di dalam tubuh yang kita sendiri mungkin tidak akan tahu bagaimana cara kerjanya, seperti hati, pankreas, paru-paru, liver, sampai jantung yang terus berdetak 24 HOURS NON-STOP! Subhanallaah bukan?
.
Lalu bagaimana cara bersyukurnya? Simple saja, jaga baik-baik tubuh ini dan jangan merusaknya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Misalkan apa? Ya kita kan diberikan akal dan kemampuan untuk berpikir, jadi sebetulnya kita juga tahu mana hal yang bermanfaat dan mana hal yang merusak. Hal yang bermanfaat bagi tubuh misalkan: olahraga, makan tahu dan tempe, minum jus, baca buku, dll. Kemudian, hal yang dapat merusak tubuh misalkan: merokok, makan berlebihan, sering begadang, banyak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak jelas, dll.
.
Bersyukur itu sangat powerful karena ia adalah kunci dari kebahagiaan sejati. Karena tanpa rasa syukur, sebanyak dan semewah apapun harta dan segala kenikmatan yang kita miliki tidak akan pernah memberikan kepuasan dan kita akan terus berusaha mencari hal-hal duniawi untuk membahagiakan kita yang sebenarnya itu tidak ada ujungnya. Tapi dengan rasa syukur, kehidupan kita akan selalu dikelilingi oleh rasa aman, damai, tentram, bahagia, sejahtera, sentosa, gemah ripah lohjinawi dan teman-temannya.
.
Sebagai manusia, kita sering merasa tidak mensyukuri apa yang sudah kita punya karena dua hal: Pertama, kita cenderung sering membandingkan diri kita dengan orang lain. Pernah dengar istilah “rumput tetangga lebih hijau”? Ya, inilah salah satu sifat alamiah manusia, yaitu suka membandingkan. Dalam kadar tertentu, membandingkan diri dengan orang lain adalah baik jika niatnya untuk pengembangan diri, dalam artian orang yang kita bandingkan adalah sebagai benchmark kita dalam berusaha dan menuju kesuksesan. Tapi, kalau membandingkan sudah dalam tahap cukup akut yang membuat kita menjadi kufur nikmat, itu yang BAHAYA.
.
Tiap manusia itu punya pembanding yang beda-beda. Kalau untuk artis misalkan, pembandingannya ya pasti dengan sesama teman artis, ga akan pernah ada cerita artis ngebandingin dirinya sama tukang cendol, kecuali si artis punya pekerjaan part-time juga sebagai tukang cendol. Atau dokter ya pasti akan membandingkan dengan sesama dokter, pengusaha dengan sesama pengusaha, penyanyi dengan sesama penyanyi, polisi dengan sesama polisi, dan begitu terusssss sampai anak sekolahan juga pasti ngebandinginnya ya dengan sesama temen sesekolahannya.
.
Kita pun demikian, suka membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita membandingkan dengan teman kita tinggal di rumah yang mewah, kemana mana naik mobil, uang mudah, bisa jalan-jalan ke luar negeri setiap liburan, dsb. Kalau saya bilang, sudahlah, pembandingan-pembandingan seperti itu tidak akan ada gunanya karena yang ada hanya akan membuat kita jadi cape batin dan pikiran, belum lagi bisa mempengaruhi kesehatan dan kejiwaan kita. Kan ga lucu donk kalo masih muda tapi udah tinggal di RSJ Grogol? :)
.
Dalam hal ini ada kiat yang efektif agar kita menjadi hamba-hambaNya yang bersyukur, yaitu selalu melihat ke bawah untuk hal-hal yang bersifat fisik dan material, namun selalu melihat ke atas untuk hal-hal yang bersifat ukhrawi atau perkara-perkara ibadah. Jadi kalau kita sekarang punya rumah megah yang layak untuk ditempati, bersyukurlah karena ternyata masih ada orang yang punya rumah di gang-gang sempit. Bagi orang yang tinggal di gang sempit pun bersyukurlah karena ternyata ada orang yang punya rumah di pinggiran kali dengan beratapkan kayu dan bambu. Orang yang seperti ini pun harus tetap bersyukur karena ternyata masih banyak sekali orang-orang yang bahkan untuk tempat berteduh pun mereka tidak punya.
.
Tapi sebaliknya, dalam hal ibadah, nah itu baru boleh liat ke atas, agar kita tidak sombong dan takabur. Kalau kita merasa sudah banyak mengerjakan ibadah, lihatlah ke atas bahwa ternyata sangat banyak orang-orang yang lebih shaleh dan alim dari kita. Kalau kita merasa paling pintar di kelas atau seantero kampus, sadarlah bahwa masih banyak orang-orang jenius yang bertebaran diluar sana. Atau kalau kita merasa paling berkuasa dengan kekayaan yang kita miliki, lihatlah kembali ke atas bahwa sebetulnya masih banyak sekali orang-orang dengan kekuasaan yang lebih besar dari kita, dst. Jadi dengan cara seperti ini Insya Allah akan terus memotivasi diri kita untuk terus menjadi yang terbaik dan tidak lupa bersyukur.
.
Dalam konteks ini pun Rasulullah bersabda, “Lihatah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang rendah nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
.
Poin yang kedua, kita tidak sadar dengan apa yang kita miliki, tapi lebih sering mengikuti ego kita untuk mendapatkan apa yang kita mau. Jadi fokusnya disini adalah kepada apa yang diinginkan dan bukan apa yang dimiliki. Ya, namanya juga manusia kan, ga pernah puasss! Ibaratnya kalo belum punya mobil, dalam hatinya berpikir yang penting punya mobil deh, mau yang butut atau yangsecond, third bahkan fourth juga ga masalah, yang penting punya mobil! Setelah sudah punya mobil 1, muncul keinginan pengen 2. Setelah 2 ya 3, abis itu 4, kemudian 5, terus mau jadi 6, dst.
.
Mengenai hal ini, saya punya cerita yang pas dengan pembahasan ini. Kejadiannya juga baru-baru aja, masih fresh from the oven! Jadi gini, sekitar minggu yang lalu salah satu teman dekat saya waktu lagi chatting tiba-tiba bilang yang kurang lebihnya seperti ini, “Enak ya Ssad jadi anak orang kaya bisa jalan-jalan kemana aja. Aku juga pengennn bangett!! Ya pengen aja kaya mereka dan bukan kaya hidup aku yang sekarang ini.” Reaksi pertama saya: kaget! Kalo kata judul lagu bang Rhoma Irama, TERLALU! Keterlauan maksudnya omongannya hehee..
.
Kenapa terlalu? Karena menurut pendapat saya, sebenarnya dia tidak perlungomong seperti itu. Dia itu orang yang sangat kreatif, punya butik online shopyang cukup menjanjikan, jago jeprat jepret dan tidak jarang dapet job untuk foto, entah kawinan atau pre-wedding atau post-wedding, dll. Jadi sebetulnya dia itu sudah punya “modal” yang sangat hebat untuk jadi orang kaya, seperti keinginannya. Modal itu kan ga harus berbentuk uang, tapi otak yang kreatif dan insting business yang cerdas juga akan bisa membuat orang jadi kaya.
.
Terus saya tanya ke dia, “Enak mana, jadi anak orang kaya atau jadi orang kaya?”Dia jawab, “Jadi orang kaya.” Saya bales lagi, “Nah yaudah, kamu seharusnya bersyukur karena sudah punya bakat dan dikasi modal otak yang kreatif untuk jadi orang kaya. Ibaratnya nih, bahan mentah udah ada, tinggal ngolahnya aja yang butuh usaha! Jadi anak orang kaya juga ya emang enak, tapi kalau nanti orang tuanya udah ga ada dan anaknya tidak mempersiapkan dengan baik dirinya untuk mengelola kekayaan orang tuanya, kan bisa habis juga. Dan sudah banyak contoh yang seperti itu kan?” abis itu dia manggut-manggut paham dan segera mengucap istighfar.
.
Terkadang memang kita tidak menyadari betapa hebatnya kita. Seperti cerita teman saya yang di atas barusan. Dia tidak sadar kalau sebetulnya dia mempunyai bakat dan “modal” yang sangat baik yang kalau diasah dan ditekuni secara maksimal pasti akan memberikan hasil yang maksimal (nulisnya maksimal apa maksimum si yang bener?)
.
Cerita tentang bersyukur ini saya tutup dengan kisah seorang hamba yang memiliki rasa syukur paling besar di muka bumi ini. Dia adalah Muhammad bin Abdullah atau Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan oleh istri beliau Siti Aisyah bahwa di suatu malam saat mereka sedang tidur, Rasulullah terbangun dan berkata, “Wahai Aisyah putri Abu Bakar, izinkanlah aku untuk bangun beribadah kepada Tuhanku.” Aisyah menjawab, “Silahkan baginda.”
.
Kemudian Nabi Muhammad bangun dari tidurnya dan segera berwudhu lalu shalat. Sewaktu shalat, beliau sangat khusyuk hingga menetes air matanya membasahi pipi hingga dada. Kemudian ruku beliau kembali menangis, lalu di saat sujud semakin terus menangis, dan seterusnya demikian hingga selesai. Bahkan dikisahkan bahwa mata kaki Rasulullah SAW menjadi bengkak akibat terlalu lama bersujud kepada Allah SWT.
.
Setelah selesai shalat, Siti Aisyah yang terheran-heran pun bertanya, “Yaa Rasulullah, apa yang menyebabkan baginda menangis dan shalat begitu khusyu, padahal Allah SWT telah mengampuni semua dosa baginda, baik yang dulu maupun yang akan datang, dan baginda sudah dijamin akan masuk ke dalam Surga-Nya?”Dan Rasulullah menjawab, “Tidakkah engkau suka aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?” Luar biasa bukan, Nabi Muhammad telah dijamin oleh Allah masuk ke dalam syurga, namun beliau tidak mengendorkan sedikitpun ibadahnya dan inilah bentuk rasa syukur terhadap Sang Pencipta.
.
Sekian tulisan mengenai “Bersyukur Part 2”. Semoga dengan ilmu saya yang masih cetek ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman semua yang membacanya.  Insya Allah akan ada bagian terakhir di “Bersyukur Part 3”, karena memang pembahasan mengenai syukur ini sangat luas dan paanjaaaaaang seperti choki-choki.

sumber : Notes From Qatar-Muhammad Assad (Recomended Book)

No comments:

Post a Comment