Its Me...!

My photo
Depok, Jawa Barat, Indonesia
Cool, Calm and Confident

Saturday 2 July 2011

Finlandia : Negara dengan Pendidikan Terbaik di Dunia

Finlandia : Negara dengan Pendidikan Terbaik di Dunia

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia? Bukan Amerika dengan Harvard-nya, bukan Jerman atau Perancis, atau juga Indonesia dengan ITB-nya…
Negara itu adalah FINLANDIA ! Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa.
Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.
Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.
Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi nomor satu di pentas dunia?
Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa, tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.
Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.
Apa gerangan kuncinya?
Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis.
Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke Fakultas Hukum bahkan Fakultas Kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.
Pada usia 18 tahun seorang siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi, dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
“Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri”, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, pada sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.
Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dan lain sebagainya. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar.
Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Sumber:
http://roumink.wordpress.com/2010/01/29/luar-biasa-negara-dengan-pendidikan-terbaik-dunia/


Arah Pengembangan Pembelajaran di Sekolah

Dalam menyambut kegiatan Masa Orientasi Siswa  menjelang tahun pelajaran baru 2011/2012 Dinas Pendidikan Kota Bogor mengadakan pertemuan pembekalan kepada para pembina kesiswaan SMA/SMK/SMP. Dalam kesempatan ini saya mendapat tugas menyampaikan materi tentang Arah Perkembangan Pembelajaran di sekolah.
Penyampaian materi ini bertujuan memberikan pengenalan sekaligus sebagai penguatan pemahanan para pembina OSIS mengenai kebutuhan siswa belajar dalam abad ke-21 yang sedang kita lalui bersama.
Dalam kesempatan ini saya kemukakan bahwa siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan. Sekolah harus menjadi tempat siswa belajar. Yang perlu sekolah kembangkan adalah suasana belajar dan proses belajar yang efektif. Suasana belajar yang kondusif yang dapat membangkitkan  harapan dan motivasi siswa, suasana yang menyenangkan. Efektif artinya siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam kegiatan MOS, siswa harus mengenali tujuan sekolah, mengenali target mutu yang sekolah tetapkan untuk para siswa wujudkan.
Kompetensi yang siswa perlukan dalam menghadapi kehidupan di abad ini adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan mengembangkan krevativitas dan berinovasi dan keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi.
Yang dapat memfasilitasi siswa berkembang optimal adalah guru harus mempersepsikan secara positif murid-muridnya. Pada sekolah yang efektif terdapat guru-guru yang memiliki keyakinan muridnya dapat berprestasi. Pada sekolah yang efektif, terdapat kepala sekolah yang memilliki keyakinan yang tinggi bahwa murid dan guru-gurunya dapat berprestasi. Keyakinan ini tentu perlu didasari dengan berkembangnya  kecerdasan guru-guru dalam melayani siswa belajar. Menurut penelitian para ahli pendidikan ternyata tak ada sekolah yang berkembang melebihi kecerdasan guru-gurunya.
Kecerdasan guru yang diperlukan di abad dua puluh satu  adalah mengembangkan kompetensi siswa yang diuji dengan lima bentuk pengujian yaitu (1) paper and pencil test (2) performa atau unjuk kerja (3) proyek (4) produk  (5) portofolio.
Kemampuan utama yang perlu siswa kuasai meliputi aspek utama
  • menguasai informasi atau ilmu pengetahuan
  • mengolah informasi  atau  ilmu pengetahuan.
  • menggunakan informasi untuk berkarya.
Kemampuan menguasai, mengolah, dan menggunakan informasi perlu didukung dengan keterampilan belajar sehingga siswa dapat belajar tentang bagaimana seharusnya belajar. Ada pun keterampilan utama dalam belajar yang perlu sekolah kembangkan sebagai berikut:
  • keterampilan bertanya menggunakan pola baku 5W plus H
  • keterampilan menjawab pertanyaan.
  • keterampilan menerangkan dan berargumentasi.
  • keterampilan membaca.
  • keterampilan menulis atau mengekspresikan pikiran.
  • keterampilan mengelola data untuk mengekspresikan pikiran.
  • keteampilan berpikir kritis
  • keterampilan berpikir ilmiah.
  • keterampilan memecahkan msalah
  • keterampilan berkomunikasi
  • keterampilan berkolaborasi sehingga  sekolah memfasillitasi siswa belajar dalam bentuk interaksi sosial.
  • keterampilan mengintegrasikan logika, imajinasi, dan intuisi dalam menghasilkan produk belajar inovatif.
Seluruh keterampilan tersebut perlu didukung dengan berbagai karakter yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Di antara karakter yang utama berahlak, berilmu, bersikap selalu ingin tahu, bekerja sama, disiplin, berbudaya mutu, berbudaya kompetitif, jujur, terbuka, dan periang.
Kegiatan MOS idealnya dapat mengawali siswa belajar bekerja menambah ilmu, memanfaatkan ilmu, mengembangkan karakter bangsa sebagaimana sekolah harapkan. Hal terpenting untuk itu bagaimana siswa menguasai ilmu dengan cara belajar tentang bagaimana caranya belajar.
Mendasari itu semua, sebaiknya sebelum MOS dimulai maka kenalilah standar kompetensi lulusan dengan jelas sehingga sekolah tahu betul tentang materi yang harus sekolah siapkan agar siswa mendapat bekal yang sesuai dengan cita-cita sekolah, dan  yang tidak kalah penting adalah sekolah tahu benar bagaimana proses pendidikan siswa itu dilakukan. Sekolah memahami strategi bagaimana proses belajar akan bergulir, bagaimana proses evaluasi terhadap semua hal yang berproses dapat dilakukan.Dan, hal itu sebaiknya sekolah identifikasi dan sekolah tentukan sejak hari pertama siswa baru menginjakkan kakinya di sekolah baru. Biar hari pertama memberi kesan yang baik bukan sebaliknya.
http://gurupembaharu.com/home/?p=10799