Its Me...!

My photo
Depok, Jawa Barat, Indonesia
Cool, Calm and Confident

Sunday 30 January 2011

Sistem Pencernaan bio-11

http://www.docstoc.com/docs/70387650/sistem-pencernaan---11



For The Rest Of my Life-Maher Zain

I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
OOOOO
And theres a couple words I want to say
Chorus:
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you.loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I…I`ll be there for you

I know that deep in my heart
I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife and my friend and my strength
And I pray we`re together eternally
Now I find myself so strong
Everything changed when you came along
OOOO
And theres a couple word I want to say
*Repeat Chorus
I know that deep in my heart now that you`re here
Infront of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I`m singing loud that I`ll love you eternally

Repeat Chorus
I know that deep in my heart..

Thursday 27 January 2011

Kloning

http://www.angelfire.com/ri/Ricoaries68/kloning.html

KLONING
Definisi: Pembiakan adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya. Terapan: Kloning bisa diterapkan terhadap tumbuhan, binatang bahkan manusia. 
Prosedur Kloning: Kloning dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) yang telah diambil ini selnya (nukleus) dari tubuh manusia yang selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita. Perbandingan antara Pembuahan Alami dengan Kloning: Pembuahan alami berasal dari proses penyatuan sperma yang mengandung 23 kromosom dan ovum yang mempunyai 23 kromosom. Ketika menyatu jumlah kromosomnya menjadi 46. Jadi anak yang dihasilkan akan mempunyai ciri ciri yang berasal dari kedua induknya. Dalam proses kloning, sel yang diambil dari tubuh manusia telah mengandung 46 kromosom, sehingga anak yang dihasilkan dari kloning hanya mewarisi sifat-sifat dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. 

Hukum Kloning
a) Kloning tumbuhan dan hewan Memperbaiki kualitas dan produktivitas tanaman dan hewan menurut syara’ termasuk mubah. Memanfaatkan tanaman dan hewan, melalui proses kloning, untuk mendapatkan obat hukumnya sunnah. Sebab berobat hukumnya sunnah. Innallaha azza wa jalla kaitsu kholaqodda’a kholaqodda wa ‘a fatadawau "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kamu" (HR. Imam Ahmad) 
b) Kloning Embrio Kloning embrio terjadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri atas pertemuan sel sperma suami dengan sel telur istri. Sel embrio itu kemudian diperbanyak hingga berpotensi untuk membelah dan berkembang. Setelah dipisahkan sel embrio itu selanjutnya dapat ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan istri). Kalau ini yang terjadi maka hukumnya haram. Akan tetapi jika sel-sel embrio itu ditanamkan ke dalam rahim pemilik sel telur, maka kloning tersebut hukumnya mubah.
c) Kloning Manusia Walaupun dengan alasan untuk memperbaiki keturunan; biar lebih cerdas, rupawan lebih sehat, lebih kuat dll, kloning manusia hukumnya haram.
Dalil keharamannya adalah sebagai berikut: 
1) Proses kloning tidak alami Wa ‘abbahu kholaqozzau jainiz zakaro wal untsa min nutfatin idza tumna (Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan dari air mani yang dipancarkan. QS An Najm 45-46) 
2) Produk kloning tidak mempunyai ayah Yaa ayyuhannnas, inna kholagnakum, min zakarin wa untsa (Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. QS. Al Hujarat 13) Ud ‘uhum li aba’ihim huwa ‘aqsyatu indallah Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah) QS Al Ahzab 5) 
3) Kloning manusia menghilangkan nasab (garis keturunan) Islam mewajibkan pemeliharaan nasab. Diriwayatkan oleh Ibnu Abas RA Manin tasaba ilaa ghoiri abihi, autawalla ghoiro muwalihi, fa’alaihi laknatullah wal malaikatihi wan nasi aj’main (HR; Ibnu Majah) (Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (budak) bertuan kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia)
4) Kloning mencegah pelaksanaan banyak hukum syara; hukum perkawinan, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, hak waris, hubungan kemahraman, dll. Kloning juga menyalahi fitrah.

Life is like a boat


Nobody knows who I really am

I never felt this empty before

and if I ever need someone to come along

who's gonna comfort me and keep me strong


We are all rowing a boat of fate,

the waves keep on coming and we can't escape,

but if we ever get lost on our way,

the waves will guide you through another day


tooku de iki wo shiteru toumei ni natta mitai

kurayami ni omoeta kedo mekakushi sareteta dake


inori wo sasagete atarashii hi wo matsu

azayaka ni hikaru umi sono hate made


Nobody knows who I really am

Maybe they just don't give a damn

but if I ever need someone to come along


I knew you will follow me and keep me strong


hito no kokoro wa utsuri yuku nukedashitaku naru

tsuki wa mata atarashii shuuki de fune wo tsureteku


And every time I see your face

The oceans heave up to my heart

And make me wanna strain at the oars

And soon I can see the shore


Oh I can see the shore

When will I see the shore


I want you to know who I really am

I never though I'd feel this way towards you

and if you ever need someone to come along

I will follow you and keep you strong


tabi wa mata tsuzuite ku odayaka na hi mo

tsuki wa mata atarashii shuuki de fune wo terashi dasu


inori wo sasagete atarashii hi wo matsu

asayaka mi hikaru umi sono hate made


And every time I see your face

The oceans heave up to my heart

And make me wanna strain up the oars

And soon I can see the shore


unmei no fune wo kogi nami wa tsugi kara tsugi he to watashi tachi wo osou kedo

sore mo suteki na tabi ne dore mo suteki na tabi ne

Karena Kita Manusia.....

Berhenti sejenak bukan berarti lantas mematahkan langkah dan menghambat tujuan. Justru kita harus berhenti sejenak untuk mengisi kekuatan kita dan melihat apa saja yang telah kita lakukan. Karena kita adalah manusia, bukan batu karang yang tetap berdiri meski diterjang ombak. Karena kita adalah manusia, bukan gunung tinggi yang tetap kokoh meski diterpa angin kencang.
 

Perjalanan hidup ini melelahkan, ya sangat melelahkan. Betapa tidak, di saat idealisme kita dihadapkan pada realita yang beraneka ragam corak dan warnanya, kita harus bertahan karena kita tidak ingin tujuan hidup ita yang jauh ternodai dengan kepentingan sesaat. Ini bukan soal halal atau haram terhadap dunia dengan segala keindahannya, tapi soal menyikapinya agar tidak tergiur dan terpedaya olehnya. 

Gambaran ini dapat kita rasakan di saat harus mengatakan "tidak" di hadapan mereka semua yang berkata "iya". Ketika ramai-ramai orang bicara ini dan itu dengan segala argumentasinya, tuntutan idealisme kita membisikkan kita untuk "diam", tatkala orang lain menilai bahkan mengecam kita dengan tuduhan ini dan itu, idealisme kitapun hanya mengisyaratkan kita untuk sekedar senyum tanpa kata-kata. Di saat orang beretorika dengan segala keahlian bahasanya, idealisme kitapun hanya meminta kita untuk membaca pikiran di balik pikiran. Dan ketika orang ramai-ramai memperbincangkan dunia dengan segala kenikmatannya, idealisme kitapun hanya mengalunkan satu kata, "qonaah". Itulah idealisme kita di hadapan mereka.

Terkadang tanpa terasa idealisme kita tergeser lantaran pikiran kita terbawa arus yang kita tidak menyadarinya. Belum lagi kondisi jiwa kita yang terus bergejolak mempengaruhi pikiran kita. Pikiran-pikiran itu selalu datang silih berganti tanpa kenal henti seiring dengan perjalanan hidup ini.
Memang, ini semua kita pahami sebagai sunnah kehidupan. Gelombang dan badai harus dipahami sebagai ladang ujian, problematika hidup merupakan hal tidak bisa dipisahkan dari hidup, pahit getir menjadi bumbu yang harus dirasakan oleh setiap kita, jatuh bangun adalah tangga yang harus dilalui dalam menggapai sebuah cita-cita.

Karena kita manusia...

Letih, lelah itulah yang sering kita rasakan, kita sering merasakan kejenuhan, bosan bahkan tidak peduli dengan kondisi. Namun jangan pernah ada perasaan pesimis apalagi putus asa karena di balik semua itu pasti ada sesuatu yang dapat kita jadikan pengalaman yang berarti. Dan yang kita perlukan adalah berhenti sesaat. Berhenti bukan berarti selesai atau sampai di sini. Berhenti untuk merenungi kembali perjalanan yang telah kita lalui, berhenti untuk memompa kembali semangat beramal, berhenti untuk mencas batrei keimanan kita agar tidak redup. 

Kita butuh waktu untuk melihat kondisi jiwa kita agar tetap stabil dan tahan dalam menghadapi segalanya. Kita terkadang lupa bahwa ada yang harus kita tengok dalam diri kita, "ruhiyah" kita. Kondisi ruhiyah kita yang selalu membutuhkan suasana yang teduh, tenang sehingga ia menjadi kekuatan yang akan melindungi jiwa kita dari berbagai rintangan yang akan menghalangi kita. Kita memerlukan nuansa ruhiyah yang nyaman agar dapat berpikir jernih dan tetap semangat menjalani hidup ini. Kita butuh ketegaran jiwa dalam menghadapi hiruk pikuk hidup.

Inilah yang senantiasa diajarkan oleh Muadz bin Jabal RA kepada sahabatnya dengan ungkapannya yang menyejukkan hati "mari duduk sesaat untuk beriman". Berhenti sejenak untuk menengok kembali kondisi keimanan agar tetap terjaga. Karena segala yang kita alami dalam hidup harus dihadapi dan bukan lari darinya, ingatlah bahwa lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah itu, bisa jadi justru akan menambah masalah baru. Memperbaharui keimanan akan membawa kita untuk memahami hakekat hidup ini dengan segala problematikanya. Mari kita sempatkan untuk selalu memperbaharui keimanan kita ditengah kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan.


Publikasi: 31/05/2004 10:45 WIB
eramuslim_adihamin at arabia dot com.
Senja di Nasr City, Kairo, 29 Mei 2004

sensasi jiwa

Nanar berpendar....
terburai lunglai...
Tetaplah tegar...
pantang gentar  
menapak bumi
menempa harap mengangkasa...

Tetaplah melangkah
Meski nyata tak slalu ramah...
 

little note

Hilang... Timbul tenggelam...
Namun tak terungkap...
Entah sampai kapan tak ada yg tahu...
Terkadang sesak...
semakin sempit....membiru dan...
Terkulai tak bdaya
Namun... tetap tak terungkap...
Hanya satu...
Tunduk dalam kepasrahan kepada-Nya...
Hingga waktu yg akan membuka sgala keabu-abuan yg menyelimuti....
Entah kapan...
Namun pasti...

Tuesday 25 January 2011

Cerita sang langit

Malam semakin pekat....
Langit smakin gelap namun tetap indah dengan gemerlap bintang. Sunyi...sepi...yg tdengar hanya detakan jam dinding,cicak yg berkejaran dan nyanyian jangkrik. Rasakan tiap hembusan nafas yg berlalu lalang melewati bronkus, berdifusi dalam alveolus.  Rasakan irama jantung disetiap detakannya, menjadi simfoni tak terpisahkan. Rasakan aliran darah dalam pembuluh, mengalir  lembut menyambangi arteri hingga kapiler.

Ternyata pagi tlah datang, namun sang surya tampaknya masih bersiap diri, hingga hujan pun tak sabar tuk menari. Ditemani awan yg menghitam, menambah gairah dan kelincahan gerak seolah tak ingin berhenti. 
Namun tampaknya hujan mulai lelah, ingin beristirahat sejenak dan mempersilahkan sang surya  tuk menebar  kehangatan. Tapi ternyata sang surya masih malu, hanya sebentar ia beraksi kemudian sembunyi. Akankah berganti pelangi.......??? ternyata bukan...hanya awan yg masih setia mengiringi sang langit......

Ruang...

Dalam kegelapan,lambaian angin serasa menusuk tulang,
menyapu kehangatan...
Terjerembab disudut ruang tanpa nama.
Hampa....
tanpa udara, tanpa suara....
semakin jauh...
semakin dingin dan sepi....
tersudut dalam klimaks riak rasa...
melawan gravitasi....
melangit........

Hampaku terbang bersama hembusan angin...
Aku terpuruk disini entah apa yang kurasa...
warnamulah yang selalu membayangiku ya Rabb... 
Aku rindu akan sinarMu... 

Akan kah ku gapai arasy-Mu...
namun ku tahu ada-Mu... begitu dekat...,
cinta kasih-Mu begitu nyata...
tak terbatas waktu....
menembus segala dimensi ruang kehidupan....

antara rasa dan logika

mencintai tak skedar dg rasa, tapi juga logika.
Melogikakan rasa agar tak terjebak cinta buta dan dangkal.
Agar cinta tak sekedar membumi tapi melangit...
Karena cinta tak sekedar milik dua insan yg tarik menarik...
Karena cinta tak sekedar siapa tapi apa, mengapa dan bagaimana...
Karena hidup tak sekedar bhagia....
Merasa tanpa logika hanya untuk pemuja cinta yg fana...
Bangunlah pondasi cinta karena-Nya..
Agar cinta tak jatuh dan runtuh hanya karna manusia....
Aku sadar hanya Allah tempat bersandar
Menguatkan hati terkapar...

...Senja ku....

kembali...
menatap senja...
bulat... merah... cantik...tegas dan tegar...
ditengah hiruk pikuk dunia
kadang diselingi aroma udara pekat...
menelusup tenang hingga alveolus...
walau sesekali diwarnai himpitan bronkus...
namun selalu tegap menatap cakrawala.....
(to be continued...)

Sunday 23 January 2011

Hikmah dibalik Cermin

Al Mu’min Mir-atul mu’min

”Seorang mu’min adalah cermin bagi mu’min yang lain.”

(Diriwayatkan Ath Thabrani dari Anas Ra)

Salam Ukhuwah saudaraku......
Ingatlah saudara-Ku memasuki bulan suci ramadhan yg penuh rahmah
perlu sekiranya kita sbgai pribadi muslim menyiapkan kesiapkan akhlak
dan mentalitas sebagaimana hikmah dibalik sifat cermin itu sendiri.

Wahai saudara-ku ....
kajian dibawah ini mengingatkan kita akan keistimewaan sifat daripada
cermin datar dibandingkan dengan cermin cekung dan cembung....
subhanallah

Islam menghendaki agar masyarakat muslim menjadi masyarakat yang ideal dalam segala aspek moralitas. Karena itu setiap muslim memiliki kewajiban untuk memperbaiki moralitas pribadinya sehingga masyarakat bisa meneladani kebaikannya. Itulah pribadi yang dikehendaki Rasulullah saw. Pribadi yang senantiasa memotivasi orang lain untuk berbenah diri karena keteladanan yang diberikan. Persis seperti cermin yang mendorong setiap orang yang berdiri di depannya untuk berbenah diri dan merapihkan yang masih kurang rapih.

Rasulullah saw menggambarkan seorang mu’min adalah cerminan mu’min yang lain. Dengan perenungan sejenak seorang muslim bisa menggali hikmah dan pelajaran yang sangat berharga yaitu :

1. Kualitas yang terbaik

Kaca termasuk barang yang terbuat dari pasir yang terbaik apabila dibanding dengan barang-barang lain yang terbuat dari unsur pasir seperti batako, tegel, keramik dan perkakas lainnya. Terutama untuk membuat kaca cermin, dibutuhkan pasir yang terbaik dari yang terbaik. Apabila kualitas kurang bagus, kaca yang dihasilkan tidak bisa digunakan untuk bercermin, karena tidak bisa menghasilkan pantulan yang sempurna sehingga gambar yang ditampilkan tidak terlihat sebagaimana wajah aslinya.

Seorang mu’min hendaknya menyadari bahwa ia adalah manusia yang lahir sebagai makhluk mulia. Ia juga menyadari bahwa seorang mu’min adalah termasuk orang pilihan, karena Allah telah memilihnya diantara milyaran manusia untuk menerima anugerah terbesar yaitu anugerah iman dan islam. Kesadaran ini akan melahirkan sikap izzah sebagai seorang mu’min, sikap waspada dan kehati-hatian untuk menjaga tutur kata dan perilakunya agar tidak sampai menurunkannya dari kemuliaan yang telah dianugerahkan kepadanya.

2. Bermanfaat untuk semua kalangan

Cermin bisa kita dapatkan di setiap rumah yang menjadi tempat tinggal manusia, baik hotel mewah maupun di gubug reot di kolong jembatan. Begitu juga hendaknya seorang mu’min, ia harus menjadi orang yang dibuthkan oleh semua kalangan dan memberikan kemanfaatan kepada semua orang, tanpa membedakan status orang yang membutuhkan.

3. Kejujuran

Cermin tidak pernah berbohong kepada orang yang berdiri di depannya, kalau orang itu acak-acakan, maka ia akan memperlihatkan bayangan yang acak-acakan. Kalau orang itu berpenampilan rapi maka ia juga akan memunculkan bayangan yang rapi. Seorang mu’min akan senantiasa berkata jujur kepada siapa pun dan berada di manapun.

4. Menasehati dengan bijak

Setiap orang yang bercermin pasti akan mengikuti apa yang menjadi nasihat sang cermin dan dengan segera melakukan apa yang menjadi arahannya. Apabila ia melihat dirinya di cermin kurang rapi, atau ada kotoran di badan dan pakaiannya, atau rambutnya acak-acakan, ia langsung merapihkannya dengan segera dan sama sekali tidak tersinggung serta marah kepada cermin yang telah menunjukkan kekurangannya. Oleh karena itu, setiap mu’min hendaknya meneladani sang cermin dalam memberikan nasihat dan arahan kepada orang lain. Ia harus memperhatikan adab-adab dalam memberikan nasihat.

5. Menjaga rahasia

Cermin tidak pernah membuka rahasia siapa pun orang yang pernah berdiri di depannya.

6. Membutuhkan orang lain untuk menjaga dan membersihkannya (membutuhkan jama’ah)

Betapapun cermin memiliki berbagai sifat kebaikan, namun ia juga memiliki kekurangan, ia akan pecah kalau tidak dijaga dan dilindungi, ia akan kotor berdebu kalau tidak dibersihkan secara rutin. Jadi sehebat apapun seorang mu’min ia masih membutuhkan nasihat dan bantuan orang lain